Makalah Bangkitkan Cinta Tanah Air yang Meredup

Friday, November 29, 2013 | comments (1)

Kata Pengantar

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan atas kehadirat Allah SWT,  karena atas  limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang resensi artikel yang dimuat di koran Kompas pada Sabtu, 24 Maret 2012 dan dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia II di Universitas Gunadarma tahun 2012.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat arahan dan bimbingan dari Bpk. Jono Suroyo selaku dosen dari mata kuliah Bahasa Indonesia II, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materi. Kritik konstruktif dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga artikel yang dibahas pada makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembacanya.



Depok, 29 November 2013



     Akmal Ariananda        


DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar.…………………………………………………………………………………………………………………………………. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………………………………iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 . Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………………….1
1.2. Ruang Lingkup………………………………………………………………………………………………………………………………1
1.3. Tujuan penulisan……………………………………………………………..…………………………………………………………..1
BAB 2 Pembahasan.…………………………………………………………………………………………………………………………….2
BAB 3 Penutup
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………………..5
3.2.Saran………………………..…………………………………………………………………………………………………………………..5
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………………………………………………….6


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam sejarah peradaban bangsa, pemuda merupakan edon bangsa yang sangat mahal dan tak ternilai harganya. Kemajuan atau kehancuran bangsa dan Negara banyak tergantung pada kaum mudanya sebagai agen perubahan. Pada setiap perkembangan dan pergantian peradaban selalu ada darah muda yang memeloporinya. Namun, pemuda Indonesia telah banyak kehilangan jati dirinya, terutama dalam hal wawasan kebangsaan dan edonisms (cinta tanah air) Indonesia. Sebenarnya, cinta tanah air dapat ditanamkan sejak dini dalam diri anak. Seorang anak dapat mencintai tanah air melalui film, serta dapat memahami kekayaan Indonesia yang begitu melimpah. Pendidikan dapat dimulai dari lingkungan yang paling dekat yaitu melalui lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Cinta tanah air yaitu mencintai bangsa sendiri. Cinta tanah air perlu ditanamkan pada peserta didik, karena peserta didik sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Agar rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia tidak pudar, maka perlu penanaman sejak dini. Namun, permasalahan akut yang dihadapi pemuda Indonesia meliputi adanya arus edonismsm dan edonism mengakibatkan redupnya nasionalisme para pemuda sehingga menurunkan rasa persaudaraan dan semakin tajamnya individualism, Ketidakmampuan para pemuda dalam menyesuaikan dengan peluang partisipasi politik yang makin terbuka di era reformasi, sehingga menimbulkan anarkisme, tindak kekerasan, dan liberalism.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan tentang topic Nasionalisme, rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai berikut :
1.       Apa itu Nasionalisme ?
2.       Apakah Nasionalisme itu perlu untuk masyarakat Indonesia?
3.       Kerugian apa saja bagi bangsa Indonesia jika masyarakat nya tidak mempunyai rasa Nasionalisme ?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membangkitkan semangat cinta kepada tanah air Indonesia, membangkitkan nilai-nilai Patriotisme, mengenal dan Menghargai jasa-jasa para pendiri bangsa, Generasi muda juga dapat mengetahui dan menyadari betapa besar nilai perjuangan Soekarno dan para tokoh lainnya dalam mendirikan dan membangun bangsa ini dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatauan ditangah banyak perbedaan yang ada, baik perbedaan suku, agama, dan bahasa, serta menjadikan perbedaan tersebut sebagai keunikan bangsa yang tidak dimiliki bangsa lain.


BAB 2 PEMBAHASAN

Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut :

1.       Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.
2.       Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa.
3.       Nasionalisme ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya.
4.       Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.

Nasionalisme merupakan sebuah identitas suatu negara, dimana identitas tersebut mempunyai peranan yang tertinggi, hal itu dikarenakan identitas menjadi suatu pembeda antara “siapa saya” dan “siapa mereka”, selain itu identitas mempunyai salah satu fungsi yaitu untuk memperlancar interaksi (Dugis, 2012). Pengertian nasionalisme di negara eropa dan asia memiliki konotasi yang berbeda. Di negara eropa nasionalisme memiliki konotasi negatif dan identik dengan perang, sedangkan di negara asia nasionalisme diindikasikan sebagai rasa cinta tanah air, loyalitas bangsa sebagai warga negara dan hal itu berkonotasi positif. Contohnya di Indonesia memiliki konstruktif positif tentang nasionalisme, dimana nasionalisme adalah sebuah motif self belonging yaitu satu bangsa, bangsa Indonesia (Wardhani, 2012). Nasionalisme memiliki tiga peranan yaitu nasionalisme sebgai identitas atau pembeda, nasionalisme sebagai ideologi contohnya nazi jerman yang memberantas penduduk bukan asli jerman atas dasar ideologinya, dan yang terakhir nasionalisme sebagai pergerakan contohnya titik awal pergerakan nasional Indonesia dengan adanya sumpah pemuda.

Nasionalisme menimbulkan pertanyaan tentang apakah nasionalisme mengarah pada bangsa atau pada negara. Dalam review ini penulis akan memberikan pengertian dari bangsa dan juga negara. Bangsa merupakan konsep yang mengartikan identitas etnik dan kultur yang sama yang dimiliki orang-orang tertentu, sedangkan negara merupakan unit politik yang didefinisikan menurut teritorial, populasi, dan otonomi pemerintah yang secara efektif mengontrol wilayah dan penghuninya tanpa menghiraukan homogenitas etnis (Couloumbis & Wolfe 1999, 66). Dalam hal ini dikelompokkan menjadi empat yaitu : nation-state, state-nation, state without nation, dan nation without state. Nation-state adalah dimana bangsa telah terbentuk sebelum terbentuk negara yangh berdaulat, contohnya adalah bangsa Indonesia yang telah menyatakan sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang isinya mengaku sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, padahal saat itu negara Indonesia belum terbentuk. State-Nation merupakan terbentuknya negara setelah adanya sekelompok bangsa yang terintegrasi, contohnya adalah Amerika Serikat, Uni Soviet. State without nation adalah suatu negara tanpa bangsa atau bangsa asli yang berdiam dalam negara tersebut mayoritas sedikit, contohnya adalah Australia dimana penduduk aslinya yakni suku aborigin menjadi minoritas atas penduduk pendatang yang berasal dari eropa. Sedangkan nation without state adalah bangsa yang mendiami suatu wilayah namun bangsa tersebut tidak memiliki suatu bentuk negara yang berdaulat, contohnya adalah Kurdistan yang dihuni oleh suku kurdi.
Dalam nasionalisme terdapat bentuk loyalitas masyarakat terhadap negaranya dimana hal tersebut dibedakan menjadi dua yaitu civic nationalism dan etnic nationalism. Civic nationalism merupakan loyalitas masyarakat terhadap negara lebih tinggi daripada loyalitas terhadap suku, sedangkan etnic nationalism merupakan kebalikan dari civic nationalismdimana loyalitas terhadap negara lebih rendah dari loyalitas terhadap suku. Selain itu nasionalisme dapat menghasilkan dua hal, yaitu hal yang positif dan hal yang negatif. Hal yang positif atau lebih disebut dengan unification adalah suatu bentuk persatuan bangsa karena rasa nasionalisme mereka, contohnya bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai bangsa (jawa, sumatera, kalimatan, sulawesi, papua, dll) melebur atau bersatu menjadi bangsa Indonesia. Sedangkan hal yang negatif atau disebut denganSecession/fragmentation adalah terpecah belahnya suatu bangsa akibat rasa nasionalisme (sindrom primordialisme)  yang ada, contonya adalah nazi Jerman yang memberantas penduduk bukan asli Jerman yang mendiami wilayahnya.
Dapat disimpulkan dari review diatas bahwa nasionalisme merupakan sebuah identitas dimana identitas dikatakan sebagai suatu pembeda antara bangsa satu dengan bangsa lainnya. Selain itu nasionalisme berperan penting mengingat peranan dari nasionalisme sendiri menyangkut hal-hal yang bersifat fundamental meskipun hasil yang didapat dari adanya nasionalisme tidak selalu berkonotasi positif tapi juga berkonotasi negatif.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang didirikan diatas keanekaragaman suku, agama, budaya, dan  juga kekayaan sumber alamnya. Demikian pula di Provinsi Bangka Belitung yang dikenal dengan kekayaan alam timahnya. Banyak diantara para penduduknya yang bukan merupakan warga Indonesia, salah satunya adalah penduduk asal Tionghoa. Keberadaan warga Tionghoa di Provinsi Bangka Belitung memiliki sejarah yang panjang. Hal ini dikisahkan dalam film documenter yang tersimpan di Badan para pendiri bangsa kepada para pengunjung terutama para siswa.
Keberadaan warga Tionghoa juga terungkap dalam buku berjudul “Timah Bangka dan Lada Mentok”. Buku  itu menceritakan tentang kedatangan ribuan pekerja tambang dari  Tionghoa. Pihak Belanda yang pada saat itu mempunyai pengaruh kuat pada masyarakat Bangka beranggapan bahwa akan mudah memecah kesatuan masyarakat Bangka yang berbeda suku. Namun, pada akhirnya pihak Belanda gagal memecah kesatuan Bangka. Masyarakat Bangka, baik golongan Minoritas (Tionghoa,Cina,Arab) dan Mayoritas (Penduduk Asli) masih memiliki rasa cinta kepada tanah air dan juga memiliki semangat juang untuk menjadi bangsa yang besar. Tingginya nasionalisme dan nilai-nilai patriotis yang dimiliki masyarakat Bangka patut menjadi kebanggan dan contoh yang baik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi Bangka Belitung dan banyak digunakan untuk mengenalkan jasa.
Namun, permasalahan akut yang dihadapi pemuda Indonesia meliputi adanya arus materialisme dan hedonisme mengakibatkan redupnya nasionalisme para pemuda sehingga menurunkan rasa persaudaraan dan semakin tajamnya individualism, Ketidakmampuan para pemuda dalam menyesuaikan dengan peluang partisipasi politik yang makin terbuka di era reformasi, sehingga menimbulkan anarkisme, tindak kekerasan, dan liberalism.


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita harus membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang cenderung meredup. Artikel ini menunjukan betapa kerasnya perjuangan para pendiri bangsa dan kuatnya kecintaan masyarakat terhadap tanah air dan wilayahnya. Ditengah peliknya masalah ekonomi dan politik bangsa ini, semangat akan nilai-nilai nasionalisme harus tetap dijalankan. Hal ini kita lakukan untuk mewariskan jiwa patriot dan rasa cinta tanah air kepada generasi anak cucu pada masa mendatang. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa dan kerja keras para pahlawannya.
3.2 Saran
Sebaiknya lebih banyak lagi artikel-artikel yang membahas tentang sejarah seperti ini sehingga dapat meningkatkan rasa nasionalisme terhadap para pembacanya.


DAFTAR PUSTAKA

·         Sitompul, D.TH. ”Kewarganegaraan”, Bahan Perkuliahan Pada Akademi
·         Imigrasi, Jakarta, 2003;
·         abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/DISERTASI/PENDIDIKAN_KEWA

Tugas Resensi Artikel "Bangkitkan Cinta Tanah Air yang Meredup"

Friday, November 15, 2013 | comments (1)



1. Data Publikasi 
  • Judul Tulisan                         :  Bangkitkan Cinta Tanah Air yang Meredup
  • Nama Penulis                         :  Ferry Santoso
  • Penerbit                                   :  Kompas
  • No/Tanggal Penerbitan     :  259/Sabtu, 24 Maret 2012
  • No. Halaman                          :  5
  • Tema                                         :  Nasionalisme
2.      Ringkasan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang didirikan diatas keanekaragaman suku, agama, budaya, dan  juga kekayaan sumber alamnya. Demikian pula di Provinsi Bangka Belitung yang dikenal dengan kekayaan alam timahnya. Banyak diantara para penduduknya yang bukan merupakan warga Indonesia, salah satunya adalah penduduk asal Tionghoa. Keberadaan warga Tionghoa di Provinsi Bangka Belitung memiliki sejarah yang panjang. Hal ini dikisahkan dalam film documenter yang tersimpan di Badan Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi Bangka Belitung dan banyak digunakan untuk mengenalkan jasa para pendiri bangsa kepada para pengunjung terutama para siswa.
Keberadaan warga Tionghoa juga terungkap dalam buku berjudul “Timah Bangka dan Lada Mentok”. Buku  itu menceritakan tentang kedatangan ribuan pekerja tambang dari  Tionghoa. Pihak Belanda yang pada saat itu mempunyai pengaruh kuat pada masyarakat Bangka beranggapan bahwa akan mudah memecah kesatuan masyarakat Bangka yang berbeda suku. Namun, pada akhirnya pihak Belanda gagal memecah kesatuan Bangka. Masyarakat Bangka, baik golongan Minoritas (Tionghoa,Cina,Arab) dan Mayoritas (Penduduk Asli) masih memiliki rasa cinta kepada tanah air dan juga memiliki semangat juang untuk menjadi bangsa yang besar. Tingginya nasionalisme dan nilai-nilai patriotis yang dimiliki masyarakat Bangka patut menjadi kebanggan dan contoh yang baik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.      Keunggulan
Setelah membaca artikel tersebut, keunggulan dan manfaat yang dapat dipetik diantaranya adalah sebagai berikut :
- Membangkitkan semangat cinta kepada tanah air Indonesia.
- Membangkitkan nilai-nilai Patriotisme.
- Mengenal dan Menghargai jasa-jasa para pendiri bangsa.
  • Generasi muda dapat mengetahui dan menyadari betapa besar nilai perjuangan Soekarno dan para tokoh lainnya dalam mendirikan dan membangun bangsa ini
- Meningkatkan rasa persatuan dan kesatauan ditangah banyak perbedaan yang ada, baik perbedaan suku, agama, dan bahasa,serta menjadikan perbedaan tersebut sebagai keunikan bangsa yang tidak dimiliki bangsa lain.
4.      Kelemahan
Kelemahan yang terdapat dalam artikel tersebut adalah sebagai berikut :
- Penulis terlalu banyak menggunakan sumber buku yang berbeda, sehingga pembaca agak kesulitan dalam mengerti tujuan dari cerita.
5.      Pendapat Akhir/Saran
Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita harus membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang cenderung meredup. Artikel ini menunjukan betapa kerasnya perjuangan para pendiri bangsa dan kuatnya kecintaan masyarakat terhadap tanah air dan wilayahnya. Ditengah peliknya masalah ekonomi dan politik bangsa ini, semangat akan nilai-nilai nasionalisme harus tetap dijalankan. Hal ini kita lakukan untuk mewariskan jiwa patriot dan rasa cinta tanah air kepada generasi anak cucu pada masa mendatang. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa dan kerja keras para pahlawannya.
 6. Lampiran Gambar


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. #11 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger